Friday, August 7, 2009

Selamat Jalan, Mas Willy


Oleh: Jansen Sinamo


Kadang ‘kesialan’ justru
membawa keberuntungan
Dan itulah yang
mempertemukan aku dengan Rendra
Si Burung Merak yang
tersohor

Suatu subuh dingin yang
bergermis
Sekitar 10 tahun lalu di
bandara Sukarno-Hatta
Saat itu pesawatku tertunda
hampir 2 jam

Mengurang kesal pergilah aku
ngopi ke salah satu kedai
Ternyata Rendra sudah duluan
disitu
Ngopi dan nongkrong dengan
santainya
Sambil mengisap rokoknya
dengan nikmat
Aku tahu nikmatnya karena
aku juga perokok serius

Rendra ternyata sepesawat
dengan aku
Sambil membawa kopiku
kupilih duduk di sebelahnya
Kuperkenalkan diri sebagai
tukang ceramah
Sambil mengumbar satu dua
basa-basi


Ceramah apa? tanyanya
berminat
Etos kerja, Mas,
kataku
Lalu aku pun ngecap soal
topik kesukaanku itu

Yang penting itu, Mas,
gairah kerja, katanya
Bukan bekerja keras, tapi
bekerja dengan bergairah
Dan Rendra pun ambil giliran
berceramah

Mbok-mbok di Pasar Klewer,
di Pasar Beringharjo, di pasar mana saja
Bekerja lebih keras dari
semua pejabat di negeri ini
Dari semua pekerja
profesional di kantor-kantor mentereng Jakarta ini
Tapi mereka kalah
penghasilan

Tapi kalau mereka bekerja
dengan gairah
Meraka tidak kalah
apa-apa
Sebab jiwa yang
bergelora tak sebanding dengan penghasilan
Kerja bergairah – bukan
terpaksa - itulah hidup yang sepenuhnya

Jadi tolong titip, Mas,
pesan ini
Orang Indonesia itu
perlu membangun gairah kerja



Tahu-tahu pagi ini Kompas
memberi warta semerta
Burung Merak itu telah
terbang jauh membubung
Dan puisi yang dikutip
Kompas membuka obituarinya
Adalah puisinya tentang
kerja
Seolah ditujukan buat aku
seorang

Hidup tidaklah
untuk mengeluh dan mengaduh
Hidup adalah
untuk mengolah hidup
Bekerja
membalik
tanah
Memasuki
rahasia langit dan samodra
Serta mencipta
dan mengukir dunia

Kita menyandang
tugas
Karena tugas
adalah tugas
Bukannya demi
sorga atau neraka
Tetapi demi
kehormatan seorang manusia
Kerna
sesungguhnyalah kita bukan debu
Meski kita
telah reot, tua renta dan kelabu
Kita adalah
kepribadian
Dan harga kita
adalah kehormatan kita

Tolehlah lagi
ke belakang
Ke masa silam
yang tak seorang pun kuasa menghapusnya

SELAMAT JALAN MAS
WILLY

No comments:

.................................................................................................

Selalu ada pagi. Secangkir kopi. Sepotong cemilan. Dan lalu lintas percakapan. Mulanya pertemuan tidak teratur. Lama-lama jadi rutin. Dan Jansen Sinamo senang hati membagi-bagi pikirannya. Ia percaya pada hukum kekekalan energi. Bahwa keindahan dari menebar rahmat adalah karena suatu saat ia akan kembali kepada penebarnya. Ini lah Candid Talks with Jansen Sinamo, kumpulan laporan coffee morning talk dengan dia, Guru Etos Indonesia. Semoga bermanfaat.Ingin menghubungi Jansen Sinamo? Kontak: Instut Dharma Mahardika, Pulogebang Permai Blog G-11/12, Jakarta 13950; Telp.021-480 `514; Faks 021 4800429