Friday, December 19, 2008

Andai Guru Etos jadi Bupati Dairi




Entah sampai kapan akan berakhir, yang jelas hingga detik ini masih banyak orang yang menggadang-gadang Jansen Sinamo menjadi bupati di Dairi, tanah kelahirannya. Padahal, ia tegas-tegas menyatakan pendirian bahwa ia sudah puas dikenal dan dikenang sebagai Guru Etos Indonesia.

Tak perlu diherankan, sebetulnya, jika tiada henti harapan dan permintaan pada dirinya untuk 'terjun' membangun kampung halamannya. Tak disangsikan lagi, Jansen Sinamo adalah satu diantara sejumlah putra terbaik yang berasal dari sana. Bukan hanya karena kiprahnya sudah dikenal di seantero Nusantara. Namun yang terutama adalah karena perhatiannya sendiri yang tidak pernah luput dari tanah kelahirannya itu. Sejak mahasiswa sampai kemudian 'sukses' sebagai perantau di Jakarta, Jansen selalu menyediakan diri memberi dukungan --dengan tenaga, pikiran, keahlian dan dana-- untuk turut berpartisipasi pada setiap upaya memajukan Dairi. Diantaranya, misalnya, pada tahun 2002 lalu, Jansen Sinamo didaulat sebagai Ketua Panitia Jakarta untuk Pemekaran Kabupaten Dairi menjadi Pakpak Barat. Dapat lah dikatakan, Jansen dikenal sebagai tokoh Dairi bukan hanya karena kepopuleran mau pun kompetensinya. Tetapi terutama oleh kerelaan memberikan apa pun yang dibutuhkan darinya.

Tak mengherankan bila tiap kali ada momen-momen penting yang menyangkut masa depan Dairi, banyak permintaan diarahkan kepadanya untuk memberikan pertimbangan. Salah satunya adalah pada Pilkada Bupati Dairi belum lama ini. Kepada Jansen, wartawan bertanya perihal strategi membangun Dairi dan pemimpin seperti apa yang dibutuhkan oleh daerah penghasil Jenderal, Ilmuwan dan Komponis Batak, selain kopi Sidikalang itu. Dan, menariknya, Jansen bahkan mencatat dan merangkum sendiri percakapannya dengan wartawan Batak Pos, dalam sebuah tulisan yang komunikatif berikut ini. Kemarin tulisan tersebut dikirimkannya kepada saya, dengan judul asli Andai Abang jadi Bupati Dairi. Jelas lah tulisan ini makin memperkaya pengenalan kita akan Jansen Sinamo.Sekalian pula bersama tulisan tersebut, saya muatkan foto Jansen Sinamo ketika suatu saat 'pulang kampung' menghadiri sebuah pesta gereja yang telah dikirimkannya kepada saya beberapa waktu lampau. Perlu dicatat, sebelumnya, tulisan ini sudah pernah muncul di sebuah milis orang-orang Dairi. Itu sebabnya, ada beberapa catatan Jansen yang secara khusus memang ditujukan kepada peserta milis tersebut. Selamat membaca.


Andaikan Abang jadi Bupati Dairi

"Bang, andaikan Abang jadi Bupati Dairi, apa program Abang memajukan Dairi?" demikian wartawan Batak Pos itu memulai wawancaranya beberapa bulan lalu di kantorku.

"SDM," jawabku to the point.

"Apa???" sergahnya. Ia tampak kaget.

"Es-de-em, sum-ber--da- ya--ma-nu- si-a," kataku dengan sabar, suara lebih keras dan lambat.

"Kenapa kok itu, Bang."

"Begini. Dari zaman dulu hingga kini produk Dairi paling utama adalah SDM; bukan kopi, bukan nilam, bukan jagung, bukan cabe, apalagi parawisata."

Si wartawan seperti limbung, terdiam. Lalu kuteruskan ceramahku...

"Satu tokoh yang membuat Dairi itu harum adalah L. Manik. Dia mewariskan 'Satu Nusa Satu Bangsa' buat Indonesia. Dan lagu itu akan abadi. Selama Indonesia masih ada di bumi lagu itu akan terus dikumandangkan dengan takzim, penuh getar, dan rasa cinta buat negeri ini. Kau hargai dengan berapa ratus ton kopi Sidikalang lagu yang satu itu?" serbuku menggebu-gebu.

"Tak ternilailah, Bang." katanya seperti sudah menangkap seluruh maksudku.

"Dan itu baru satu lagu lho. Belum lagi 'Desaku yang Kucinta'." "Kau tahu Jenderal TB Simatupang kan?" gantian aku yang bertanya.

"Tahulah, Bang; emang dia orang Dairi?" katanya setengah kaget.

"Ya, iyalah. Dia itu lahir di Sidikalang tanggal 28 Januari 1920." ujarku dengan mantap karena sudah merasa di atas angin. Tanggal ini kebetulan kuhafal betul karena waktu peresmian monumennya yang di Letter S, Sitinjo, itu dulu aku yang ditugasi panitia menulis riwayat [singkat] hidupnya.

"Dialah jenderal yang orang Batak paling hebat. Pada umur 29 tahun dia sudah jadi Kepala Staf Angkatan Perang dengan pangkat jenderal mayor. Dan dia bukan jenderal jenis Nagabonar ya. Dialah otak TNI di masa awal kemerdekaan kita. Dia itu arsitek pembangunan TNI. Dari tangannyalah lahir doktrin Sapta Marga yang menjadi sendi TNI hingga kini." kataku tambah bersemangat.

"Tapi maaf ya, Bang; perbandingan Abang tidak 'apple to apple' --- maksud saya, secara ekonomis, kan kedua tokoh itu tidak ada artinya apa-apa buat Dairi. Membangun Dairi maksud saya membangun secara ekonomis, Bang."

(Bah, baba-ni-ama ni baeon, inna rohangku di bagasan. Ai nang pe iba ndang sehebat angka mantan pramuka nabernostalgia di milis on, alai anggo rasa kebangsaan, nasionalisme, and the making spirit of Indonesia marsigor-gor dope tong di roha niba on.)

"Kau tahu larik 'Bangunlah jiwanya, bangunlah badannya' dipetik dari lagu apa?"

"Indonesia Raya, Bang, apalagi?."

"Nah, orang-orang seperti L. Manik dan TB. Simatupang adalah pembangun jiwa Indonesia. Mereka adalah para arsitek jiwa keindonesiaan kita. Tapi ketika jiwa Indonesia semakin rusak oleh korupsi, bobrok oleh hedonisme, dan rapuh oleh pragmatisme maka pembangunan badan [ekonomi, fisik] Indonesiamu ini tak pernah akan jadi. Ia selalu runtuh, kembali terus ke titik nol."

"Tapi okelah, lepas dari itu, kau kenal Toman Tobing?"

"Tidak, Bang."

"Togam Gultom?"

"Tidak, Bang."

"Marangkup Manik?"

"Nggak juga, Bang. Siapa mereka, Bang?"

"Nggak apa-apa kau tidak kenal, tepatnya, belum kau kenal. Mereka adalah insinyur muda putra Dairi, ketiganya lulusan ITB. Mereka telah berhasil membuka lapangan kerja buat ratusan orang, bikin perusahaan sendiri, kerjasama dengan Belanda, dengan Jerman, dengan Amerika; dan secara ekonomis telah punya omzet puluhan bahkan ratusan milyar per tahun. Memang mereka belum sebesar Ciputra atau Panigoro, tapi merekalah ptrototipe anak-anak Dairi di masa depan."

"Wah, gitu ya Bang."

"Yap. Dan aku masih bisa cerita sama kau, ada ratusan anak Dairi seperti mereka, yang lulus dari USU, UI, IPB, Gajah Mada, Parahyangan, Pajajaran, dsb.; yang jika dilihat dari kacamata ekonomismu tadi sesungguhnya masing-masing adalah pabrik uang yang cukup dahsyat."

"Wah, benar juga abang ini. Kok kita selama ini nggak sadar ya, Bang?"

"Ah, kau saja yang nggak sadar, ha-ha-ha. Juga teman-temanmu itu: para bupati di seluruh Tanah Batak. Kalau mamak-mamak orang Batak sudah lama menyadarinya. Mereka yang bilang sambil berdendang 'Anakhonhi do hamoraon di ahu' dan bukan 'sabanghi, jumanghi, horbonghi, pinahanhi, serenghi'. Mereka tahu, kalau anaknya kelak sukses bersekolah, maka sere, pinahan, saba, hepeng, akan datang dengan sendirinya.

"Setuju, Bang."

"Oke. Kau kenal Juniver Girsang dan Junimart Girsang?"

"Tahu Bang, tapi belum kenal. Mereka bersaudara ya, Bang?"

"Ya. Kau tahu berapa penghasilan mereka berdua sebagai pengacara papan atas?"

"Wah, nggak tahu, Bang."

"Tebak aja, salah nggak apa-apa."

"Puluhan milyar pastinya, Bang."

"Kecil itu. Kalikan saja sepuluh kali."

"Wah, sampai segitu ya, Bang."

"O iya. Nah, sekarang coba tebak. Berapa kiriman mereka buat orangtuanya, ompungnya, tulangnya, namborunya, gerejanya, punguan marganya di Dairi sana setiap tahunnya?"

"Pasti banyaklah, Bang"

"Oke. Nah, seandainya Bapak RKJ Girsang [alm. ayah mereka; red.] dahulu memilih berinvestasi di bidang kopi, lalu dia bikin kebon kopi 2x5 hektar, investasi yang mana lebih menguntungkan: pada 2 orang anak yang bernama Juniver dan Junimart atau pada 2 bidang kebon kopi @ 5 hektar?"

"Investasi pada manusia pastinya, Bang."

"Nah, sekarang bila kau sudah mengerti maksudku, kuharap jawabanku di atas jadi jelas sekarang. Andaikan aku jadi bupati Dairi, maka setiap tahun akan kusisihkan anggaran untuk memilih, mendidik, dan menyiapkan anak-anak Dairi terbaik di tiap level pendidikan sehingga beberapa dekade ke depan Dairi bakal mempunyai ribuan manusia-manusia profesional berkelas nasional/internasio nal sebagai lawyer, insinyur, akuntan, konsultan, banker, dokter, guru, industriwan, trader, dealmaker, entrepeneur, broker, investor, yang mampu memproduksi kekayaan seribu kali dari level orangtua mereka."

"Wah, keren kalau gitu, Bang. Terus siapa yang mengurus pertanian dan peternakan?"

"Lho, kopi, jagung, padi, kemiri, cabe, kol dan tomat tetap penting. Demikian juga sapi, kerbau, babi, ayam, bebek, dan ikan. Tapi semuanya itu sekunder bahkan tertier belaka. Yang primer adalah SDM Dairi, putra-putri Dairi."

"Hhmm."

"Kau pasti tahu, nama-nama yang kusebut di atas tadi, semuanya bersekolah tanpa sentuhan tangan Bupati Dairi di zamannya. Dan toh bisa juga diproduksi putra-putri yang bagus-bagus. Bayangkan bila ada bupati yang memberi hati dan anggaran yang serius."

"Wah, kurasa abang yang cocok jadi bupati. Kenapa tidak ikut mencalonkan diri jadi bupati Dairi, Bang?"

"Aku tak cocok jadi bupati. Aku ini guru. Puncak karir guru itu menjadi guru besar, bukan menjadi bupati."

"Tapi kurasa, guru seperti abang harus mau terjun jadi bupati."

"Itu jadi tema wawancara berikutlah ya. Tapi singkatnya beginilah: orang yang terpanggil jadi bupati/gubernur/ mp/jenderal/ hakim kastanya Kesatrya. Orang yang terpanggil jadi pedagang/bisnismen/ industriwan kastanya Wesya. Sedangkan orang yang terpanggil jadi pendeta/filsuf/ guru kastanya Brahmana. Nah, aku ini golongan Brahmana. Yang bikin kacau itu semua golongan ingin menjadi Kesatrya."

***

Itulah ringkasan wawancara wartawan BP dengan saya. Minta maaf kpd sobat Waldensius, yang tak ikut namanya kusebut-sebut, meski kejagoannya di bidangnya mungkin lebih dahsyat dari kedua adiknya; juga sobat-sobat lain yang sesungguhnya patut pula disebut.

Salam sejahtera,
Mr. Ethos JANSEN H. SINAMO
PT Spirit Mahardika
Jl. Pulogebang Permai G-11/12, Jakarta 13950
M. 0811 940 709; T. 021-480 1514; F. 021-4800 429
W. www.institutmahardi ka.com
; B. http://jansen- sinamo.blogspot. com/

5 comments:

Anonymous said...

Hi !.
You may , perhaps curious to know how one can manage to receive high yields .
There is no need to invest much at first. You may start earning with as small sum of money as 20-100 dollars.

AimTrust is what you thought of all the time
AimTrust incorporates an offshore structure with advanced asset management technologies in production and delivery of pipes for oil and gas.

It is based in Panama with offices around the world.
Do you want to become an affluent person?
That`s your choice That`s what you wish in the long run!

I feel good, I began to get real money with the help of this company,
and I invite you to do the same. It`s all about how to select a proper partner who uses your money in a right way - that`s AimTrust!.
I earn US$2,000 per day, and my first investment was 500 dollars only!
It`s easy to get involved , just click this link http://urymijub.o-f.com/nahipy.html
and go! Let`s take this option together to get rid of nastiness of the life

Anonymous said...

Hello everyone!
I would like to burn a theme at this forum. There is such a nicey, called HYIP, or High Yield Investment Program. It reminds of ponzy-like structure, but in rare cases one may happen to meet a company that really pays up to 2% daily not on invested money, but from real profits.

For several years , I make money with the help of these programs.
I don't have problems with money now, but there are heights that must be conquered . I get now up to 2G a day , and my first investment was 500 dollars only.
Right now, I'm very close at catching at last a guaranteed variant to make a sharp rise . Visit my blog to get additional info.

[url=http://theblogmoney.com] Online investment blog[/url]

Anonymous said...

Hi!
You may probably be very curious to know how one can make real money on investments.
There is no initial capital needed.
You may begin earning with a money that usually goes
for daily food, that's 20-100 dollars.
I have been participating in one company's work for several years,
and I'll be glad to share my secrets at my blog.

Please visit blog and send me private message to get the info.

P.S. I earn 1000-2000 per day now.

[url=http://theinvestblog.com] Online investment blog[/url]

Anonymous said...

Good day, sun shines!
There have been times of troubles when I didn't know about opportunities of getting high yields on investments. I was a dump and downright pessimistic person.
I have never thought that there weren't any need in big initial investment.
Nowadays, I'm happy and lucky , I begin to get real money.
It gets down to select a proper companion who utilizes your money in a right way - that is incorporate it in real deals, parts and divides the income with me.

You may ask, if there are such firms? I'm obliged to tell the truth, YES, there are. Please get to know about one of them:
http://theinvestblog.com [url=http://theinvestblog.com]Online Investment Blog[/url]

Anonymous said...

Good day!

We are not acquainted yet? It’s easy to fix,
my name is Nikolas.
Generally I’m a venturesome analyst. all my life I’m carried away by online-casino and poker.
Not long time ago I started my own blog, where I describe my virtual adventures.
Probably, it will be interesting for you to find out how to win not loose.
Please visit my blog. http://allbestcasino.com I’ll be glad would you find time to leave your comments.

.................................................................................................

Selalu ada pagi. Secangkir kopi. Sepotong cemilan. Dan lalu lintas percakapan. Mulanya pertemuan tidak teratur. Lama-lama jadi rutin. Dan Jansen Sinamo senang hati membagi-bagi pikirannya. Ia percaya pada hukum kekekalan energi. Bahwa keindahan dari menebar rahmat adalah karena suatu saat ia akan kembali kepada penebarnya. Ini lah Candid Talks with Jansen Sinamo, kumpulan laporan coffee morning talk dengan dia, Guru Etos Indonesia. Semoga bermanfaat.Ingin menghubungi Jansen Sinamo? Kontak: Instut Dharma Mahardika, Pulogebang Permai Blog G-11/12, Jakarta 13950; Telp.021-480 `514; Faks 021 4800429